Rabu, 10 Desember 2014

Bentuk Lahan Asal Glasial



Bentuk lahan asal glasial, merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktivitas gletser (gerakan massa es), contohnya adalah lembah menggantung (hanging valley), morena, drumlin. Bentuklahan asal Glasial tidak berkembang di Indonesia yang beriklim tropis ini, kecuali sedikit di puncak Gunung Jaya Wijaya, Papua. Bentuk lahan asal glasial dihasilkan oleh aktifitas es /gletser yang menghasilkan suatu bentang alam. Menurut flint (1957) gletser adalah massa es dan tubuh es yang terbentuk karena rekristalisasi dari salju dan lelehan air yang secara keseluruhan atau sebagian teletak dalam suatu lahan dan memberikan kenampakan tersendiri, yaitu suatu bentukan gerakan.
Erosi Glasial
sistem erosi glasial berhubungan dengan proses proses fisika yang bekerja di dalamnya karena pelapukan kimia jarang terjadi pada lingkungan glasial. mekanisme erosi di lingkungan glasial berhubungan langsung dengan proses pergerakan es dan mekanisme pembekuan es (freezing), mekanisme erosi kontak langsung dari massa es yang bergerak atau kontak langsung antara media transport terhadap bed (bedrock) dikenal sebagai mekanisme transport bedload, karena densitas es itu lebih gede dari fluida (‘densitas’ disini bukan berat jenisnya yak lebih ke arah viskositas dari tubuh ‘medianya’) atau karena viskositas es itu lebih gede dari fluida lainnya maka alirannya sebenernya cenderung laminar, meski begitu aliran laminer itu biasanya cenderung memiliki shear strength yang cukup kuat untuk mengabrasi material yang dilewatinya. maka erosi glasial (oleh es) bisa terjadi karena pergerakan massa es (glasier) yang bergerak karena aliran gravitasi densitas tinggi di darat (aliran debris) menghasilkan abrasi glasial, mekanisme pembekuan air yang mengisi rekahan pada batuan (freeze-thaw action), dan glacial plucking (‘pencongkelan’ bedrock oleh es yang melewatinya)

Adapun mekanime erosi Glasial terjadi beberapa tipe, yaitu sebagai beriku: 
Glacial Abrasion
Tubuh glasier yang mengisi lembah atau puncak pegunungan dibagi menjadi tiga bagian: bagian basal (dasar yang kontak langsung dengan bedrock) dikenal juga sebagai subglasial, bagian dinding tepi (ice contact zone), di permukaan atas glasier (tidak kontak dengan bedrock), dan zona englasial (di interior glasier).
Menurut Nichols (2007) glasier bergerak akibat adanya deformasi internal dalam tubuh glasier. Hal ini karena sifat massa es yang padat yang cenderung mempertahankan posisinya ketika deformasi akan terjadi (non-newtonian fluid).. defomasi ini dipicu oleh gaya berat (gravitasi) ketika massa es bertambah dan tidak stabil. Shearing (gaya gesek) yang terjadi dapat menyebabkan panas dan ada bagian dalam es yang mencair yang menyebabkan ‘diskontinuitas’ dalam tubuh glasier. Akibatnya glasier dapat bergerak secara perlahan.. kecepatan pergerakan glasier ini berbeda (tidak seragam di semua tubuhnya) di bagian tengah (tengah lembah) akan bergerak lebih cepat dibandingkan di bagian tepinya (sama dengan sistem fluival yang aliran ditengah channel lebih cepat kecuali pada sungai meander). Ketika glasier bergerak ada erosi yang terjadi karena gerusannya dengan batuan samping maka mekanisme erosi ini bisa terjadi bila es mengeruk bedrock yang dikenal sebagai glacial plucking. Sama seperti aliran aliran lainnya, dimana streamload (bedload) yang terjadi akibat arus traksi ini akan menggerus dan mengerosi bedrock secara efektif.
Ice Plucking
ketika es mengalir kebawah lereng (longsoran dan sejenisnya) maka, dia es akan melewati bedrock yang ada dibawahnya, artinya bongkah-bongkah atau serutan-seruta es tadi akan menggerus batuan yang dilewatinya pada dinding lereng  maka akan meninggalkan ‘impresi’ (jejak) berupa permukaan bedrock yang kasar kasar dan produknya juga berupa bongkah bongkahan yang kasar yang diendapkan di ‘end moraine’. ‘Impresi’ topografis hasil proses ‘ice plucking’ ini akan membentuk gambaran morfologi berupa singkapan bedrock.
Rouche moutonnee
Roche outonnee di Manutoba kanada
       

ilustrasi keterbentukan formasi roche moutonnee


Selain proses ice plucking ada tubuh bedrock yang tersingkap ke permukaan menembus tumpukan glasier diatasnya karena mencairnya glasier.. maka ada bukit-bukit kecil yang mengisi daerah glasial ini (seperti pulau pulau dihamparan laut es) dikenal sebagai nunataks.

Nunataks di Greenland Timur
Nunataks di Greenland
           


Perbedaan dari posisi morfologi ini terhadap gradien lereng yang dia tempati, sedangkan roche moutonnee mengisi lereng lereng sedangkan nunataks dia ada di daerah yang ditutupi oleh glasier (ice sheet) di daerah landai. ketika es mengalami kontak langsung dengan bedrock maka ada interaksi jika seandainya es tadi bergerak menggerus bedrock dan mengerosinya. ketika es mencair maka air akan bergerak ke daerah yang lebih rendah atau akan mengisi rekahan rekahan pada bedrock, rekahan ini bisa karena joint oleh deformasi tektonik atau rekahan rekahan yang tidak beraturan karena gerusan es sebelumnya (oleh ice plucking). ketika air ini mengisi rekahan (terus mengisi diem di dalam sono dia) suatu waktu es ini akan membeku dan menjadi es ketika musim dingin kembali datang.
C. Freeze-thaw Action    pengkristalan
ketika suatu fluida masuk ke dalam ruangan (pori atau rekahan batuan) ketika terjadi nukleasi (proses pertumbuhan kristal) maka kristal tadi bisa tumbuh mengisi rekahan jika kondisi (temperatur dan tekanan) mendukung nukleasi kristal itu (umumnya mineral sekunder seperti garam garam karbonat dan anhidrit. ketika es tumbuh karena ada volume air yang masuk dan temperatur terjaga (kisaran naik turun nol kebawah) maka bisa terjadi pengkristalan es. es tidak bisa menjangkau daerah daerah yang lebih dalam dari rekahan. Ketika perulangan (mencair, membeku, mencair, membeku) dari es tadi akan semakin memperbesar ruang rekahan, maka volume air yang masuk juga akan besar begitu juga volume dari kristal esnya juga besar karena massa fluida airnya banyak.

proses freeze thaw weathering glasial
produk freeze thaw rapi
           


Impresi lain hasil erosi glasial juga bisa menghasilkan ‘glacial striae‘ hampir mirip kayak ventrifact di sistem eolian, dimana batuan ‘diamplas’ oleh media erosi menghasilkan batuan yang terpoles. batuan terpoles ini menghasilkan suatu pola gerusan paralel (bisa juga menjadi indikator pergerakan arus es purba) dimana arah arus paralel terhadap gerusan
variasi lain dari striasi glasial
striasi glasial
           


2.2   Sistem Transport Glasial
Beda lingkungan lain es mengalir menggerus bedrock, melalui mekanisme mekanisme diatas kemudian diangkut tapi tidak langsung di endapkan. Sebagai contoh ketika es ini bergerak sampai ke laut dia akan mengapung sedimen yang ikut terbawa bersamanya tidak langsung di endapin kan, tunggu di mencair dulu begitu juga di darat es es di daerah terestrial baru akan melepaskan sedimennya ketika ia mencair (untuk fraksi halus) untuk yang kasar sementara tutupan es (ice cap/ice sheet) tipis mungkin saja langsung diendapkan.
A. Mekanisme Transportasi
Endapan-endapan es dikenal sebagai moraine. moraine ini adalah suatu akumulasi campuran es dan sedimen yang dibawanya (berupa batu dan tanah hasil erosi glasial atau till) ada cemacem; ada medial moraine, lateral morine, end moraine, dan lain sebagainya. Medial moraine merupakan istilah untuk akumulasi dua glasier dari lembah (channel) yang berbeda yang kemduian bertemu pada satu channel (mirip sistem tributary atau channel intermiten ke channel utama), pertemuan dua tubuh glasier yang bergerak ini menjadi satu glasier di lembah utama dinamakan medial moraine isinya berupa es dan sedimen sedimen kasar. medial moraine merupakan istilah untuk akumulasi dua glasier dari lembah (channel) yang berbeda yang kemduian bertemu pada satu channel (mirip sistem tributary atau channel intermiten ke channel utama), pertemuan dua tubuh glasier yang bergerak ini menjadi satu glasier di lembah utama dinamakan medial moraine isinya berupa es dan sedimen sedimen kasar.
a.   Recessional moraine, dimana es (glasier) tertampung karena terhalang oleh punggungan atau daerah yang lebih tinggi dari tepi glasier utam suatu waktu dia bisa aktif lagi bila salju atau es banyak turun disini dan aktif lagi menjadi glasier yang lebih besar lagi suatu waktu. Umumnya berhubungan dengan end moraine (terminal moraine) ketika retreat terjadi maka terjadi penurunan batas akhir dari end (terminal moraine) disinlah recessional moraine terbentuk. Sementara bedanya dengan teriminal moraine dia hadir kala glacier advance (pertumbuhan glasier) yang mendorong sediemn lebih jauh ketika retreat gundukan akumulasi baru hadir di belakang end moraine.
b.   Push moraine, aliran es ini sifatnya aliran densitas tinggi (berviskositas tinggi) maka alirannya laminar tapi ‘tenaganya’ (yield strength) nya gede maka meski alirannya lambat tapi kekuatannya untuk mendeformasi cukup kuat push moraine ini adalah ‘korban’ dari pergerakan glasier beda sama end moraine kalo end moraine (terminal moraine) dibawa langsung oleh glasier dari bedrock yang digerusnya. Push moraine ini merupakan suatu produk pegerakan glasier yang ‘merombak’ atau menekan suatu akumulasi sedimen yang telah diendapkan di depannya sehingga kembali ‘terdorong’ dan menumpuk (mungkin saja terlipat atau membentuk suatu strutkur ‘slumping’ pada deformasi internalnya) atau lebih umum tetap mempertahankan stratifikasi datar yang ada tapi dalam bentuk gundukan (pile) atau gumuk sedimen yang menunjukan pola yang kasar. tumpukan baru hasil rombakan akumulasi sedimen yang sudah diendapkan sebelumnya ini namanya push moraine.
c.    Ground moraine, ini adalah endapan sedimen yang dibawa oleh glasier hasil gerusan glasier dan basal part (bagian bawahnya), dimana ‘fluida’ es akan bekerja efektif dalam menggerus batuan (bedrock) dasar ketika glasier bergerak (berbeda dari endapan lain yang menebal membentuk struktur berupa tumpukan ‘pile’ yang ini cenderung berlapis saja khas stratifikasi pada batuan batuan sedimen lain karena pengendapan yang bekerja lateral searah aliran media transport) atau bisa saja berpotongan ketika dbatasi oleh dua pematang (ridge) endapan end moraine (lateral moraine dan recessional moraine).
lateral moraine bersatu ke lembah
push moraine
          

         
endapan end moraine

endapan end moraine
               


medial moraine
endapan ‘pematang’ medial moraine
               


ground moraine yang tersingkap
ground moraine
                 


ilustrasi grafis dari endapan-endapan moraine pada sistem glacial mengenai beragam cemacem produk endapan glasial yang dibawa oleh glasier.

B.  Glacier Retreat and Glacier Advance
Istilah retreat merupakan istilah ‘menyusutnya’ tubuh glasier, umum terjadi karena kenaikan temperatur pada daerah dingin tempat glasier berada sehingga es banyak yang mencair. Misalnya pada musim panas atau akibat pemanasan global seperti pada zaman es (ketika gunung-gunung meletus) ini contohnya untuk skala global tapi secara lokal ini juga umum terjadi. Istilah glacial advance ini bertolak belakang dengan retreat dimana tingkat presipitasi lebih tinggi dari ablasi (pencairan atau melting es) presipitasi (akumulasi) ini hadir karena penurunan tempeatur dan ketika temperatur naik (ablasi dan sublimasi atau melting terjadi) maka ukuran persebaran glasier jadi menurun (menyusut). Glacier retreat bisa terjadi puluhan tahun sampe ratusan tahun, karena sifatnya berhubungan langsung dengan perubahan iklim baik lokal maupun global.
menurut Nichols (2009) ada cemacem tipe glasier di bumi hal ini dikontrol oleh kondisi iklim dan tingkat glasiasi atau pertumbuhan dan penyusutan massa volume (glasier advance atau retreat) pada suatu daerah. Hal ini menunjukan glasier dengan ‘struktur termal’ yang berbeda akan membentuk suatu sistem glasier yang berbeda. ada tiga macam, yaitu: cold glacier, temprate glacier, dan polythermal glacier.
a.    Cold Glacier, merupakan glasier yang ada di daerah dingin atau kutub.. tingkat glacier advancenya sangat tinggi meski glacier retreatnya juga terjadi bertahun-tahun akhir-akhir  ini karena pemanasan global. Melihat proses glasiasi yang begitu signifikan maka glasiernya tebal-tebal dan menutupi seluruh daratan bahkan sampai ke laut (seperti di antartika dan greenland) sekarang. Karena kondisi iklim yang sangat dingin dan glacier advance yang cukup signifikan maka alih alih si ‘tubuh es raksasa’ (glasier) ini bermigrasi (atau bergerak) dia malah cenderung statik dan ukurannya bertambah, akibatnya proses sedimentasi cukup lambat terjadi di lingkungan terestraial (darat), tapi berbeda cerita di laut (nanti kita diskusikan), di laut tubuh glasier yang meluas sampai ke shelf akan terpisah dan menghasilkan iceberg yang mentransportkan sedimen produk sistem glasial ke laut lepas. Sementara yang di darat sedimentasi mungkin akan terjadi ketika galacier retreat terjadi es mencair ketika musim panas (misalnya) ada bagian yang kosong  di depat (zona ablasi perhatikan ilustrasi ilustrasi diatas), ketika glacier advance kembali terjadi, mungkin saja ada sedimen yang diendapkan di bagian depan atau daerah yang ditnggalkan glasier sebelumnya.
b.   Temprate Glacier, merupakan istilah untuk glasier yang berada di daerah yang lebih  hangat, umumnya mengisi daerah daerah yang tinggi (seperti puncak jaya wijaya papua). temprate glasier akan bergerak jika massa salju di puncak bertambah, sehingga lahan (puncak tempat salju berada) tidak cukup lagi menahan volume salju yang begitu besar maka dapat terjadi pergerakan (transportasi) glasial.
c.    Polythermal Glacier, hampir semua glasier di temprate atau mungkin juga pada lingkungan dingin (cold glacier) mungkin saja bersifat polythermal glacier.. tapi umumnya di daerah hangat (temprate), polythermal glacier merupakan glasier yang bagian bawahnya panas dan bagian atasnya dingin, daerah dingin dan temprate memiliki kondisi yang berbeda dari bentuk dan ukuran glasiernya. Daerah dingin biasnaya glasiernya lebih tebel tebel (karena glasier advancenya cukup signifikan) tapi untuk di daerah temprate glasier hanya mengisi daerah daerah bergunung tinggi makanya pada bagian dasarnya punya gradien tekanan yang berbeda, sehingga polythermal glacier umum tejradi di lingkungan hangat tapi di lingkungan dingin juga bisa. tekanan titik leleh (pressure melting point) ini merupakan tekanan di bagian dasar tubuh glasier yang menyebabkan glasier bergerak anggap saja glasier ini tidak menyatu dengan bedrock (memang begitu adanya). Pada daerah yang curam (gunung gunung tinggi) ketika akumulasi es semakin bertambah maka kemungkinan untuk jatuhnya lebih besar dengan sayarat massa es pada lereng tidak menahannya jatuh (misalnya pada daerah dengan tingkat akumulasi yang sangat tinggi di daerah kutub dimana gunungnya ke tutub semau sama es), maka pengontrol utama pergerakan glasier adalah hanya gravitasi (sama seperti fluida newtonian lain). Ketika es bergerak maka ada penurunan PMP (pressure melting point) karena gesekan pergerakan tubuh es di atas dan dibawahnya. dengan variabel: daerahnya curam (gradien lerengnnya tinggi) dan PMP menurun karena tekanan (yang menyebabkan gaya gesek tadi), jadi polythermal glacier ini merupakan kombinasi anatara cold glacier dan temprate glacier yang hangat (dibagian dasarnya).

                
ilustrasi polar (cold) glacier, temprate, dan polythermal glacier. cold itu statis, polythermal itu bagian bawahnya memiliki kenaikan pressure meltig point karena gesekan, dan temprate glasier punya banyak ablation zone dan dibagian basal (dasarnya) selalu ada air yang mengalir




Ada macam-macam jenis glasier di darat bergantung dari jenis morfologi tubuh glasiernya: ada cirque glacier, valley glacier, fjord glacier, ice caps, ice sheet, ice shelves
a.    Cirque Glacier ini jenis glacier yang terakumulasi mengisi cekungan yang berada di daeratan tinggi (terlindungi oleh dinding tepi cekungan yang cukup tinggi bekas bekas kawah bisa jadi tempat glasier ini).
b.   Valley glacier, merupakan glasier yang mengisi lembah, endapannya seperti yang kita kenal jenis moraine lateral dan medial.
c.    fjord glacier ini jenis glasier yang mengisi lembah curam.. saking tebelnya dia bisa menambah kedalaman lembah (subsiden) begitu juga dengan akumulasi sedimen yang dibawahnya juga akan ikut mengisi lembah ini.

cirque glacier di puncak bukit


fjord di greenlsand
fjord di norwegia
                   


C.  Ice sheet dan ice caps merupakan istilah untuk tubuh es (glasier) yang mentutupi daerah yang sangat luas (sperti benua antartika dan lahan lahan di arktik). ice sheet parameternya lebih besar (jika menutupi area lebih luas dari 50 ribu km persegi, sementara ice cap jika luasnya lebih kecil dari 50 km persegi dari definisi ini ice sheet itu mentutpi benua antartika (kutub selatan) dan pulau pulau di arktik (kutub utara) sementara ice cap bisa dimana saja selain di kedua kutub bumi.

ice cap di islandia
ice sheet di antartika
                      

D.    Ice shelves ini jenis glasier yang meluas ke laut (umumnya sampai laut dangkal shelf) maka disebut ice shelves secara geometris ice shelf ini merupakan bentuk glasier yang melampar ke laut hanya saja tidak sampai emngisi laut sampai ke dasarnya. suatu waktu ice shelf ini bisa membawa sedimen ke laut lepas dengan terlepasanya salah satu bagian tubuh ice shelf yang dikenal sebagai iceberg.

iceberg

2.3   Produk (Endapan) Glasial
Nichols (2009) menyimpulkan bahwa endapan-endapan fasies glasial ini menunjukan pola dengan sortasi buruk sampai sangat buruk sekali, Nichols menyimpulkan kalau endapan glasial itu:
·      Litologi, konglomerat, batupasir dan mudstone.
·      Mineralogi, bermacam macam, secara komposisi immature.
·      Tekstur terpilah sangat buruk pada till dan terpilah buruk pada fasies fluvio-glasial.
·      Geometri bed-bedding tidak ada sampai tidak begitu jelas seperti pada kebanyakan endapan kontinental, endapan glaciomarine mungin memiliki laminasi.
·      Strutkur sedimen, biasnaya tidak hadir pada till, cross bedding di fasies fluvio-glasial.
·      Arus purba- orientasi butiran mengindikasikan arah aliran es.
·      Fosil- secara normal absen di endapan kontinental, tapi bisa hadir pada fasies glasiomarin.
·      Warna bervariasi, tapi endapannya biasnya teroksidasi.
·      Asosiasi fasies dapat berasosiasi dengan fasies fluvial atau endapan laut dangkal.
Endapan glasial di darat dikenal dengan till tapi di laut dan lingkungan lain sering disebut sebagai diamiktit, hal ini menimbulkan kerancuan karena dimiktit juga dipakai di endapan lain berupa material kasar (konglomerat) dengan kadar matrik yang melimpah.. tapi seringkali populer dipakai di glacial. till yang terbentuk di darat ini membentuk akumulasi yang terkonsentrasi secara tersendiri dan membentuk suatu ‘gundukan’ sedimen yang khas dikenal berbagai istilah yang hadir pada daerah landai di lingkungan glasial darat memperlihatkan morfologi tersendiri seperti: esker, kamee, kamee terrace, drumlin, dan outwash plain.
a.    Esker, merupakan suatu morfologi pematang berkelak kelok, sedimen yang berada di dalam tubuh (englacial) dan dasar glasier (subglacial) ketika es mencair akan mempertahankan sedimen ini dalam bentuk esker. esker ini memiliki ciri khas pemilahan yang sangat buruk, didominasi oleh fraksi gravel kasar.. bentuk berkelak kelok ini kemungkinan hasil pergerakan plastis dari tubuh glasier saat transportasi terjadi mempertahankannya sementara aliran yang mengalir dalam tubuh glasier. Meskipun terpilah buruk esker ini ternyata menunjukan strutkur internal yang berlapis meski terlihat buruk, struktur strutkur sedimen deformasi (slump) bisa dijumpai dalam tubuh esker.

Esker
cross bed dalam esker
              


Strutkur deformasi dan laminasi bercampur perlapisan konglomerat terpilah buruk menjadi ciri khas strutur dan tekstur sedimen dalam esker, tapi cross bedd juga bisa bisa saja hadir.
b.   Kame, adalah suatu endapan menyerupai gundukan (mound) yang berada di tepi esker dan menujukan pola pematang pendek, hasil dari retreat glasier. biasanya berasosiasi dengan endapan end moraine, hasil crevassing dari sistem glasiofluvial akan membentuk sistem ini. ketika es terperangkap di antara lembah atau ada sistem glasiofluvial yang membentuk channel. Ketika jebol akan membentuk kamee atau kamee terrace ini (dalam bentuk besar) hampir mirip dengan endapan crevasse splay, tapi lebih padat (konsentrasi sedimen lebih tinggi dari air karena fase airnya sebagain masih dalam bentuk es di sistem glasial).
kame tampak samping


c.    Kasepberg ketika suatu tubuh es yang terpisah dari tubuh glasier induknya yang besar tubuh es ini jika bergerak tertransport (menggelinding) maka akan membentuk suatu impresi. Jika ia tertanam dalam massa sedimen jika terjadi suatu mekanisme banjir besar yang membawa konsentrasi sedimen (seperti fenomena jökulhaup di islandia). Ketika es besr ini tertutup sedimen kemudian mengaami melting maka akan meninggalkan ‘lubang besar’ yang tergenang air dikenal sebagai ‘kettle hole’.
kettle hole

d.   Drumlin merupakan suatu bukit memanjang yang salah satu bagiannya cembung dan bagian lainnya agak lancip (lihat ilustrasi gambar landform glasial diatas). Origin keterbentukannya masih kontroversi di kalangan geologis, ada yang bilang ini hasil endapan dari akumulasi formasi es (yang membntuk polanya seperti itu), ada yang mengatakan hasil tekanan tinggi oleh fluida yang mengalir dibawah es glasier karena tekanan air yang begitu melimpah karena melting mendadak (catastrophic flooding) dan teori-teori lainnya dari para geographer dan geologist.
drumlin dari samping
drumlin ti luhur (dari atas
                      

e.    Outwash plain (atau sandur atau sandar bentuk jamaknya ini bahasa Islandia brother) merupakan daerah yang berada ke arah distal menjauhi proksimal dari endapan glasial.. menjauhi glasier dan menghuni zona ablation (tempat dimana es mulai mencair). Pada zona ini banyak sekali sungai dijumpai endapan-endapan endapannya berasosiasi denga sistem fluvial (glasiofluvial) posisinya berada di bagian depan dari terminal moraine sedimennya lebih halus dan terpilah relatif lebih baik karena ada campur tangan aliran arus yang memilah sedimen dalam suspended load, maka kebanyakan komposisinya berupa silt dan mud. Sistem sungai yang hadir umumnya membentuk pola braided jika channelnya besar karena gradien lereng yang cukup signifikan.
outwash plain di islandia

Istilah periglasial, paraglasial, proglasial mengacu kepada lingkungan dalam sistem maupun di luar sistem glasial yang masih berhubungan. menurut Olev Slaymaker (2011) periglasial lebih ke arah proses, proglasial merupakan lokasi, dan paraglasial merupakan suatu sistem yang ada di luar glasial yang terganggu oleh sistem glasial. lingkungan periglasial merupakan suatu lingkungan yang berada di sekitar glasier atau ice sheet, dimana sistemnya dipengaruhi oleh proses glasial seperti danau, sungai, dan lainnya yang berada di daerah dingin.. ciri khasnya adalah adanya kehadiran permafrost (tanah yang membeku karena air tanah dan air permukaanya menjadi es) dan pingoe (pingoes bentuk jamaknya) merupakan suatu morfologi berupa gundukan yang keterbentukannya dikontrol oleh tekanan hidrostatik air tanah (unik dia sifatnya dinamis bisa naik turun) akibat mekanisme forst heaving (pembekuan air dalam tanah berpori) saratnya air tanah dekt permukaan dan suplainya cukup melimpah. Ketika pingoes dan permaforst mencair akan membentuk suatu pola yang kita kenal sebagai patterned ground (pola pola poligon es yang mengisi premukaan tanah).
patterned ground
pingo
             

Lingkungan proglasial merupakan lingkungan yang berada di ‘batas es’ (ice marginal), berbeda dari periglasial dimana periglasial merupakan landform yang dihuni oleh glasier sedangkan proglasial merupakan sublingkungan lain yang berasoisasi dengan glasier, tapi sistem ini berada di luar atau menjauhi glasier membentuk sistem komposit seperti yang telah kita diskusikan (glasiofluvial, glasiomarin, glasiolakustrin) maka ketika pada batas glasier dijumpai ada danau maka danau ini akan membentuk sistem danau proglasial (proglacial lake), atau sungai proglasial (porglacial river), dan glacimarine proglacial.
Lingkungan paraglasial merupakan suatu lingkungan yang disebut para ahli berada di luar sistem glasial, tapi sebenernya dia merupakan zona transisi dari daerah periglasial (glasial) dan proglasial, atau merupakan suatu zona yang tidak stabil karena kondisi topografinya tidak memungkinkan berkembangnya suatu system. Ketika es mengalami retreat zona ablasi yang memiliki kondisi lereng yang curam akan sulit menampung air dan air ini akan diteruskan ke lingkungan proglasial, tapi ketika advance glasier terjadi dia akan ditutupi es sehingga zona periglasial dianggap merupakan zona transisi karena morfologi bumi itu dinamis suatu waktu dia akan stabil membentuk zona tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar